Sabtu, 15 Februari 2014

Fiction



Minggu, 16 Februari 2013

4:00pm.....

Pierre menjemputku untuk menemaninya menghabiskan waktu liburan kuliahnya. Kami memang sangat dekat sampai kami tidak mengetahui apa sebenarnya hubungan kami ini, Pierre adalah teman kecilku

yang sekarang menjelma menjadi seseorang yang dewasa dan bertambah tinggi. Saat tiba di Apartmentku dia terlihat aneh..sedikit gugup mungkin, ada secarik kertas dikantongnya dan dia terlihat menyembunyikan kertas tersebut dariku, aku tidak mengetahuinya." Selamat sore tuan putri, sudah siap untuk acara kita hari ini?" dia memang pelangi dalam hariku, dia selalu membuatku ceria. " Ahh kau ini, sudahlah cepat kita berangkat langit sedikit gelap yah hari ini?" jawabku. "Tunggu sebentar" dia memakaikan aku sebuah topi berwarna merah muda dengan bordiran kecil bertuliskan Alona "nah kalau gini kan kau tidak akan kepanasan atau kehujanan karena cuaca sulit untuk diprediksi" aku hanya tersenyum dan memeluknya ,dia memang sangat perhatian.

5.00pm..


Selama perjalanan kami tidak banyak berbicara, ditemani dengan lagu "let her go" yang mengalun. Pierre sesekali menanyai bagaimana kuliahku dan aku hanya menjawab seperlunya. "Nah kita sudah sampai.." hah? dia mengajakku ketempat seperti ini? dia kan tahu aku kurang begitu suka keramaian dan sekarang dia mengajakku ke Taman Hiburan. Disini banyak sekali orang dan juga permainan-permainan yang tinggi dan menakutkan menurutku, dan kini mood ku berhasil turun. "hey kau kan tahu aku tidak suka tempat seperti ini!" " Maafkan aku..sudahlah Al sesekali kau harus mencobannya" hah tahu seperti ini aku tidak akan menemaninya!.

6:00pm

Selama di sana kami mencoba berbagai wahana namun tidak ada satupun wahana yang membuat moodku menjadi baik. "Al kau kenapa diam saja? sepertinya kau marah denganku" aku jengkel sekali dengannya aku hanya diam dan tak menjawab pertanyaanya. "Sudah, cepat bawa aku pulang! aku mati kebosanan disini" "Tapi..tunggu sebentar aku mau mengajakmu ke suatu tempat" "Ahh! sudahlah! kau berhasil membuat hari ini menjadi hari terburukku! terimakasih banyak" Pierre terlihat pucat dan aneh sebenarnya aku sedikit kasihan denganya "Tapi.. ada yang mau aku sampaikan padamu".
Langit pun mendadak gelap dan hujan mulai turun, kenapa dia sangat bodoh! aku ingin pulang dan oh God! sekarang aku kehujanan, "Kau tahu perkataanku bahwa kau adalah Pelangi? aku sangat-sangat menyesal pernah mengatakannya. Aku membencimu!" kata-kata itu terlintas saja melalui mulutku. "Al aku sangat meminta maaf kepadamu, mohon jangan marah padaku" Aku tidak memperdulikan kata-katanya, aku melepaskan topi pemberianya.
Aku lari dengan cepat menembus hujan dan dingin terasa menusuk tubuhku "Sial! jika aku terlahir kembali aku tidak akan pernah mau mengenalnya!" Pierre mengejarku, kenapa dia mengejarku! aku terus berlalu ditengah keramaian dan akhirnya aku melihat jalanan besar. Yang langsung terbesit dibenakku hanyalah Taxi! aku butuh Taxi! tapi kenapa harus bersebrangan, aku terpaksa menyebrang dengan hati-hati. "Al tunggu.." Pierre menarik tanganku, aku menyentakkanya, lantas saja aku berlari menyebrang jalan. Tiba tiba...
 "Ciiit" "Brakkkkk" suara decitan roda mobil dibelakangku sangat kencang sekali, saat aku melihat kebelakang.. "Pierre! Pierre!" air mataku tak terbendung lagi, aku menangis kencang. Pierre tergeletak di tengah jalan, darah! banyak darah! sebuah mobil container menghantamnya aku segera berlari dan memeluknya.

7:00pm

Ambulans membawa Pierre ke rumah sakit, aku terus menangis disampingnya dia terus berkata "M-a..aaf" air mataku terus mengalir "Tidak..tidak aku yang seharusnya meminta maaf, kau harus bertahan Pierre! seraya menangis aku mengatakanya, kata-kataku terdengar tidak jelas. Tiba dirumah sakit aku menunggu di luar, aku terus menangis..seorang suster berusaha menenangkanku. Saat dokter keluar aku langsung menghampirinya "Dok..bagaimana dok?? dia.. tidak apa-apakan dok?" entah kenapa air mataku terus mengalir "Maaf.. dia sudah tiada, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, mohon tetap tegar" apa?? aku tersentak kaget dan pingsan..

Senin, 17 Februari 2013 


07:00am

aku terpatung di depan cermin dengan kemeja hitam menyelimuti tubuhku, aku tidak percaya Pierre pergi dengan sangat cepat dan pada saat aku mengatakan aku "membencinya".. air mata kembali mengalir, aku segera menghapusnya "Al..sudah selesai? ayo cepat kita pergi ke pemakaman". "Iya ma, tunggu sebentar" aku menangis "Al, kau harus tegar dan bersabar percayalah bahwa Pierre pun tidak ingin kau menangis untuk kepergianya" mama memelukku.


8:00am

 tiba diasana.. Ibu Pierre terlihat sangat kacau dan air matanya mengalir sepanjang pemakaman, dia memelukku erat. Aku sangat merasa bersalah dan aku mengerti perasaan Ibunya saat ini, aku mencoba tegar untuk menenangkan Ibunya. "Ma, Pierre pasti tidak ingin mama menangis saat ini. Tolong ikhlaskan kepergian Pierre". "Al, Pierre sangat mencintaimu.. kau pasti tidak mengetahui itu" apa? Pierre mencintaiku? "Kemarin polisi menemukan cincin dan secarik kertas di kantong baju Pierre, ambilah" aku berlari ke tepi danau, dan saat aku membacanya:

" Al, hari ini kau terlihat sangat cantik.. sebenarnya setiap saat kau terlihat sangat cantik di depanku.
hmm.. Al aku mau kau tahu tentang ini, selama kita kecil sampai sekarang kita selalu bersama. Entah kenapa tumbuh perasaan lain di diriku, perasaan yang akan membunuhku jika aku terus memendamnya. Al aku mencintaimu...aku tahu pasti kau akan marah padaku. Tapi aku hanya ingin kau mengetahui yang sebenarnya"

                                                                                                       -Pierre

Aku tidak tahan membacanya mataku perih..dan tetesan air mata mebasahi kertas, "Aku juga mencintaimu Pierre" .
Itulah saat terakhirku bersamanya..disaat aku mengatakan aku "membencinya" 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar